PRAKTIKUM ELEKTRONIKA
MODUL 1
KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA
Laboratorium Hardware UNPAD |
LABORATORIUM HARDWARE
PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER
FMIPA UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL
1
Komponen
Dasar Elektronika
I.
Tujuan Praktikum
·
Mahasiswa
dapat mengenal dan mengetahui fungsi komponen dasar elektronika
·
Mahasiswa
dapat menggunakan alat ukur elektronika
·
Mahasiswa
dapat menghitung nilai komponen dasar elektronika dengan menggunakan alat ukur
elektronika.
II. Alat
Dan Komponen Praktikum
·
Multimeter
·
Osiloskop
·
Signal
Generator
·
Kertas
Milimeter blok
·
Resistor
·
Kapasitor
III. Teori
Dasar
3.1.1
Komponen Elektronika
Dalam
elektronika, komponen-komponen dasar terbagi 2 yaitu:
1.
Komponen Aktif
Komponen
aktif adalah komponen elektronika yang mengoperasikannya membutuhkan arus dan
tegangan sendiri (dengan kata lain komponen tersebut bekerja/berfungsi apabila
mendapatkan arus dan tegangan sendiri) contohnya: transistor, op-amp, IC, dll.
1.1
Transistor
Transistor adalah
alat semi konduktor yang dipakai untuk penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Pada prinsipnya, suatu transistor terdiri atas dua buah dioda
yang disatukan.
Agar
transistor dapat bekerja, kepada kaki-kakinya harus diberikan tegangan,
tegangan ini dinamakan bias voltage.
Basisemitor diberikan forward voltage.
Sedangkan basis kolektor diberikan reverse
voltage. Sifat transistor adalah bahwa antara kolektor dan emitor akan ada
arus (transistor akan mengantar) bila ada arus basis. Makin besar arus basis
makin besar pengantarnya.
![]() |
Gambar 1 1.1 Lambang Transistor
|
Berbagai
bentuk transistor yang terjadi dipasaran, bahan selubung kemasannya juga ada
berbagai macam misalnya selubung logam, keramik dan ada yang berselubung
polyester Transistor pada umumnya mempunyai kaki tiga, kaki pertama disebut
basis, kaki berikutnya disebut kolektor dan
kaki berikutnya disebut emitor.
![]() |
Gambar 2 1.1 Transistor
|
Suatu arus yang terkecil pada
basis akan menimbulkan arus yang lebih besar diantara kolektornya, maka dari
itu transistor digunakan untuk memperkuat arus (amplifier). Terdapat dua jenis transistor ialah jenis
NPN dan jenis PNP. Pada transistor jenis PNP tegangan basis dan kolektornya
negatif terhadap tegangan emitor.
![]() |
SYMBOL TRANSISTOR NPN DAN PNP
|
Dalam rangkaian-rangkaian
digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa
transistor juga dapat dirangkai sedekimian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate (gerbang logika), memory,
dan komponen-komponen lainnya.
1.1
Integrated Circuit
Integrated
Circuit (IC) adalah suatu
rangkaian elektronika yang dikemas menjadi suatu kemasan yang kecil. Beberapa
rangkaian yang besar dapat di integrasikan menjadi satu dan dikemas dalam kemasan
yang kecil. Suatu IC yang kecil dapat membuat ratusan bahkan ribuan komponen.
![]() |
BENTUK
SEPERTI TRANSISTOR
|
Bentuk
IC bermacam-macam, ada yang berkaki 3 misalnyaLM7805, ada yang seperti
transistor dengan kaki yang banyak LM741. Bentuk IC ada yang menyerupai sisir
(single in line), bentuk lain adalah segi empat dengan kaki-kaki berada pada
keempat sisinya, akan tetapi kebanyakan IC berikut dual in line (DIL).
![]() |
DUAL IN
LINE (DIL)
|
IC yang berbentuk
bulat dan dual in line, kaki-kakinya diberi nomor urut dengan urutan searah
jarum jam, kaki nomor satu diberikan tanda titik atau takikan. Setiap IC
ditandai dengan nomor type, nomor ini biasanya menunjukan jenis IC, jadi bila
nama nomornya sama maka IC amplifier type
741 dapat muncul dengan tanda uA741, LM741, MC741, RM 741, SN72741 dan
sebagainya.
- Komponen
Pasif
Komponen pasif adalah
komponen elektronika yang pengoperasiannya tidak membutuhkan arus dan tegangan
tersendiri (dengan kata lain komponen ini berfungsi walaupun tidak menerima
arus dan tegangan tersendiri) ex: resistor, kapasitor, dioda, dll.
1.1
Resistor
Resistor adalah
komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang
mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat dan
umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohm diketahui, resistansi
berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan
Resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω
(Omega).
Berdasarkan kebutuhan
dalam rangkaian yang berbeda, maka bentuk dari sebuah resistor dapat berbeda
terkait dengan daya yang mampu bekerja pada resistor tersebut. Untuk daya yang
rendah berkisar antara 0,25 Watt – 1 Watt umunya memiliki bentuk yang kecil,
sedangkan untuk daya yang cukup besar berkisar 2 Watt – 25 Watt umumnya
memiliki bentuk yang lebih besar.
Tipe resistor yang
umumnya berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada
badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan
pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter.
Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Assiciation) seperti
yang ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel -1: Nilai Warna Gelang Resistor
|
![]() |
Gambar 3.1.1 : Resistor dan warna
gelang
|
Resistansi dibaca dari warna
gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi berwarna coklat merah, emas,
emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada badan resistor
yang paling pojok atau dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang
yang pertama dan letaknya lebih ke dalam merupakan nilai wal untuk
restitansinya. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui beberapa
toleransi dari resistor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang
yang pertama selanjutnya adalah membaca nilairesistansinya.
Jumlah
gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya.
Biasanya Resistor dengan toleransi %,
10% atau 20 % memiliki 3 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi
resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak
termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut
menunjukan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah faktor pengalinya.
Misalnya
resistor dengan gelang kuning, violet, merah dan emas. Gelang berwarna emas
adalah gelang toleransi. Jika gelang toleransi berwarna emas, berarti resistor
ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansinya dihitung sesuai dengan urutan
warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor
ini. Karena resistor ini resistor 5% (yang biasa memiliki tiga gelang selain
gelang toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh gelang pertama dan
gelang kedua. Masih dari gelang kuning nilainya = 4 dan gelang violet nilainya
= 7. Jadi gelang pertama dan kedua atau kuning dan violet berurutan. Nilai
satuannya adalah 47. Gelang ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna
gelangnya merah berarti faktor pengalinya adalah 100. Sehingga dengan ini
diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x faktor
pengali atau 47x100 = 4.7K Ohm dan toleransinya adalah 5%.
1.1
Kapasitor / kondensator
Kapasitor adalah
komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah
kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan
dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum,
keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat diberi tegangan listrik,
maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda)
metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan positif negatif terkumpul pada
ujung metal yang satu lagi. Muatan listrik tidak dapat mengalir menuju ujung
kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub
positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif Muatan
elektrik ini “Tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di
alam bebas, penomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan
positif dan negatif di awan.
Kapasitor elektrolit diidentikan mempunya dua kaki dan
kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit
dan biasanya berbentuk tabung.
![]() |
Gambar 3.1.2 Lambang kondesator
Elektrolit pada skema elektronika
|
Kapasitor
jenis lain kebanyakannilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub
positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna
coklat, merah, hijau, dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering
disebut kapasitor (capacitor).
![]() |
Gambar 3.1.3 Lambang kapasitor
(tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika
|
- Tipe
Kapasitor
Kapasitor terdiri
dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya. Untuk lebih sederhana
dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic electrolytc dan electrochemical.
- Membaca
Kapasitansi
Pada kapasitor yang
berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum
dan polaritasnya. Misalnyapada kapasitor elektrolit dengan jelas tertulis nilai
kapasitansinya sebesar 22uf/25v.
Kapasitor yang ukuran
fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya tertulis 2 (dua) atau 3 (tiga) angka
saja. Jika hanya ada dua angka satuannya adalah pf (pico farads). Sebagai contoh.
Kapasitor yang bertuliskan dua
angka 47. Maka kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47 pf. Jika ada 3 digit,
angka pertama dan kedua menunjukan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah
faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1
= 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 pf atau
= 100 nf. Contoh lain misalnya
tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pf = 2.2 nf.
- Tegangan
Kerja (Working Voltage)
Tegangan kerja adalah
tegangan maksimum yang diizinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan
baik. Para elektro-mania barangkali pernah mengalami kapasitor yang meledak
karena kelebihan tegangan. Misalnya kapasitor 10uf 25V, maka tegangan yang bisa diberikan tidak boleh melebihi 25
volt DC. Umumnya kapasitor-kapasitor polar bekerja pada tegangan DC dan kapasitor
non-polar bekerja pada tegangan AC.
1.1
Alat-alat Ukur Elektronika
1.
Osiloskop
Osiloskop adalah sebuah alat yang digunakan untuk
melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan Osiloscope maka kita dapat
mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal yang tampil pada
display. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara
sinyal masukan dan sinyal keluaran.
Gambar
3.2.1 Osiloscope
|
Osiloscope terdiri atasdua bagian utama
yaitu display dan panel kontrol. Display Menyerupai tampilan layar televisi
hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji
ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut div. Arah
horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan
tampilan di layar.
Pada
umunya Osiloscope terdiri dari dua
kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai
contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat
sinyal keluaran.
Sebelum
Osiloscope digunakan untuk melihat
sinyal pada display, maka Osiloscope perlu
di kalibrasi terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam
pengukuran. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah:
- Memastikan alat ukur dan Osiloscope ditanahkan
(digroundkan). Disamping untuk keamanan hal ini juga untuk mengurangi noise dari frekuensi radio atau
jala-jala.
- Memastikan Probe dalam keadaan baik.
- Kalibrasi tampilan bisa
dilakukan dengan panel kontrol yang ada di Osiloscope.
Tombol-tombol yang terdapat di
panel osiloscope antara lain:
Focus : Digunakan untuk mengatur fokus.
Itensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang
ditampilkan di layar.
Trace Rotation : Mengatur kemiringan garis sumbu Y
= 0 di layar.
Volt/div : Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili
oleh satu div di layar.
Position : Untuk mengatur posisi normal sumbu X
(ketika sinyal masuknya nol).
AC/DC : Mengatur fungsi
kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol pada posisi AC
maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga hanya melawan
komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC
maka sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya diikutsertakan.
Ground : Digunakan untuk
melihat letak posisi ground di layar.
Channel
½ : Memilih saluran /
kanal yang digunakan.
Langkah
awal pemakaian adalah pengkalibrasian, ketika tidak ada sinyal masukan yang
pertama kali harus muncu pada layar adalah garis lurus mendatar. Yang perlu
disetel adalah fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position.
Dengan menggunakan tegangan referensi yang terdapat di Osiloscope maka kita
bisa melakukan pengkalibrasian sederhana.
Ada
dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tagangan persegi 2 Vpp
dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 Khz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan
menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan
persegi pada layar. Jika yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada
posisi 1 Volt/div (satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 Volt) harus terdapat
nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan gelombang untuk
satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu disetel menggunakan potensio yang
terdapat ditengah-tengah knob pengganti volt/div atau kalau pada gambar Osiloscope diatas berupa potensio dengan
label “var”.
1.
Multimeter
Untuk mengukur besaran listrik secara langsung
digunakan multimeter yang didalamnya terdapat voltmeter, amperemeter, dan
ohmmeter. Ada dua macam multimeter yang dipakai selama percobaan yaitu
multimeter analog dan digital. Hasil pembacaan multimeter digital biasanya
lebih teliti karena nilai besaran yang terukur langsung ditampilkan pada display,
sehingga kita tidak perlu memperkirakan lagi, sedangkan pada multimeter analog
kita akan menemui kesulitan dalam pembacaan hasil pengukuran terutama jika
sensivitasinya kurang. Selain pada multimeter analog, penyimpangan/pergerakan
jarum penunjuknya sering tidak stabil dan jarum berosilasi sehingga pembacaan
tidak akurat. Untuk menggunakan multimeter ini kita tinggal menyetel agar
sesuai dengan kebutuhan, misalnya untuk mengukur arus maka tombol diarahkan ke
amperemeter, untuk pengukuran tegangan tombol di voltmeter dan pengukuran
resistansi tombol di ohmmeter. Perlu diperhatikan agar multimeter berada dalam
keadaan off saat pada pertama kali dihubungkan dengan sumber tegangan, setelah
terhubung berubah multumeter di-on kan. Pada multimeter terdapat beberapa skala
dengan range yang berbeda yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita.
1.
Function Generator
Function Generator ini bisa menghasilkan sinyal dalam
bentuk sinus, segitiga dan kotak dengan tegangan puncak ke puncak mulai dari 0
s/d 20 Vpp. Frekuensinya bisa diatur mulai dari 0 s/d 22 KHz. Prinsip kerjanya
hampir sama dengan panel generator sinyalpada meja praktikum. Pada beberapa
jenis, alat ini memiliki display/praga digital yang berupa seven segment untuk menampilkan besar frekuensi yang kita gunakan
sehingga dapat mengatur sesuai dengan yang kita butuhkan. Sinyal keluaran function generator portable lebih
stabil. Untuk menggunakannya, pertama-tama atur faktor pengali sesuai dengan
kebutuhan kita, lalu putar tombol frekuensidan amplitudo untuk mendapatkan
nilai yang diinginkan.
![]() |
Gambar
3.2.2 function generator
|
Keterangan:
1.
Tombol
untuk mengatur besar pengali.
2. Pengatur
frekuensi, untuk menaikan dan menurunkan nilai frekuensi agar diperoleh
frekuensi yang dibutuhkan.
3.
Tombol
untuk memilih sinyal yang digunakan, terdiri dari sinyal sinus, segitiga, dan
persegi.
4. Tombol
pengatur amplitudo sinyal.
5. Display peraga, untuk menampilkan besar frekuensi yang
dihasilkan oleh generator.
mohon maaf mas, bolehkah saya untuk menyalin materi ini ? mas, guna untuk tugas kuliah mas,
ReplyDeleteterima kasih