Terima kasih banyak telah berkunjung.

Selamat datang di website: www.harisprasetyo.web.id

Wednesday, October 5, 2011

Mengadministrasi Server dalam Jaringan

Network
Mengadministrasi server dalam jaringan merupakan pekerjaan yang harus
dilakukan oleh administrator jaringan. Pekerjaan ini memerlukan ketelitian
dan kesabaran yang tinggi agar di dapat hasil yang baik.
Komputer yang terhubung jaringan local atau luas harus diatur dengan baik
oleh seorang admin,baik dari sisi akses data , pembagian kegunaan atau
pembagian pakai , kemanan dan kenyamanan data untuk di akses , dan
masih banyak lagi yang harus di tata rapi oleh seorang administrator
jaringan.Pada Materi ini kita akan membahas tentang mengidentifikasikan
jenjang pengguna dan aplikasi pada jaringan. Sistem operasi yang akan kita
gunakan sebagai user adalah Linux Red hat 9.0 dan dari sisi client
menggunakan linux atau windows.
Seringkali masing-masing user menyimpan datanya tanpa memperhatikan
kapasitas harddisk komputer tersebut. Tentu saja hal in akan menimbulkan
masalah-masalah yang membuat pusing seorang administrator
Untuk mengatasi agar masing-masing user tidak dapat menyimpan data
melebihi kapasitas yang diizinkan , maka seorang administrator perlu
menerapkan pemberian disk quota pada masing-masing user tersebut. Akan
tetapi mungkin saja ada beberapa user yang ingin diberikan disk quota yang
lebih besar atau bahkan mungkin diberikan disk quota yang tidak terbatas.
Karena itu dengan penerapan disk quota ini dapat diatur pembagian quota
masing-masing user sesuai dengan yang dikehendaki.
Kernel merupakan inti dari sistem operasi Linux. Program-program lainnya
seperti kompiler, editor, window manager dsb adalah paket distribusi yang
disertakan melengkapi sistem Linux. Kernel berisi program yang dimuat saat
boot dan berfungsi sebagai interface antara software dan hardware. Kernel
juga bertugas menangani permintaan membaca atau menulis peralatan disk,
melakukan tugas-tugas network, proses input/output, manajemen memori,
dsb. Kita harus mengkonfigurasikan kernel dan mengkompilenya agar benarbenar
efisien dan sesuai dengan sistem Linux kita. Pada dasarnya linux
adalah kernel. Program-program lainnya seperti kompiler, editor, window
manager dsb yang disertakan adalah paket distribusi yang melengkapi kernel
menjadi sebuah sistem yang operasi yang lengkap. Informasi mengenai
perkembangan kernel khususnya yang terbaru bisa dilihat di homepage
http://www.kernel.org atau http://www.linuxtoday.org.
Konfigurasi Quota
Sebelum mencoba untuk menggunakan disk quota perlu diingat bahwa quota
harus sudah dikonfigurasi di kernel anda dan sistem anda sudah terinstall
paket quota. Pada Linux Redhat versi 6.2, paket quota bisa diinstall dengan
rpm jika saat instalasi sistem, paket quota tidak dipilih. Setelah itu konfigurasi
ulang kernel anda dan pada bagian quota support ketikkan y :
Quota support (CONFIG_QUOTA) [n] y
Pada Linux redhat 6.2, jika quota sudah diinstall, maka secara otomatis saat
booting sistem akan mengaktifkan quota. Untuk mengecek apakah quota
sudah aktif lakukan perintah berikut :
# /usr/sbin/quotacheck –avug
Kemudian hidupkan quota :
# /usr/sbin/quotaon -avug
Setelah itu anda harus menyunting file /etc/fstab untuk mengaktifkan disk
quota per baris file sistem, dimana anda dapat mengaktifkan quota untuk
masing-masing user atau group atau keduanya untuk semua file sistem yang
ada di Linux. Sebelum quota diaktifkan tampilan file /etc/fstab adalah sbb:
/dev/hda1 / ext2 defaults 1 1
/dev/hda2 /home ext2 defaults 1 1
Untuk mengaktifkan quota user, tambahkan “usrquota” pada kolom keempat
setelah “defaults” menjadi :
/dev/hda1 / ext2 defaults 1 1
/dev/hda2 /home ext2 defaults,usrquota 1 1
Cara untuk mengaktifkan quota group hampir sama, yaitu hanya dengan
mengganti options usrquota menjadi grpquota. Sedangkan untuk
mengaktifkan keduanya, dapat dilakukan dengan mengubah options seperti
berikut :
/dev/hda1 / ext2 defaults 1 1
/dev/hda2 /home ext2 defaults,usrquota,grpquota 1 1
Kemudian perlu dibuat juga file yang berfungsi menyimpan record quota
yaitu quota.user dan quota.group. Keduanya harus diset owner sebagai root,
dan hanya boleh di read-write oleh root saja. File ini biasa diletakkan di
partisi /home.
# cd /home
# touch quota.user
# touch quota.group
# chmod 600 quota.user
# chmod 600 quota.group
Untuk keterangan lebih lanjut tentang fstab, baca manualnya :
# man fstab
Selanjutnya reboot sistem agar quota dapat berjalan. Jika operasi sudah
berjalan normal anda tidak perlu lagi menjalankan perintah quotacheck dan
quotaon. Anda hanya perlu memastikan bahwa quota benar-benar sudah
diaktifkan. Cara yang mudah untuk melakukan ini ialah dengan menjalankan
perintah quota –v. Dari keluaran perintah ini dapat anda lihat satu baris
informasi tentang pemakaian disk dan batas quota saat itu untuk masingmasing
file sistem yang telah diaktifkan quotanya.
Untuk mengalokasikan batas quota digunakan perintah edquota. Perintah
dapat digunakan baik untuk mengatur quota seorang user maupun quota
sebuah group. Apabila perintah edquota digunakan untuk mengatur quota
seorang user maka setelah perintah edquota bisa diikuti dengan flag –u atau
bisa juga tidak, baru kemudian diikuti namauser yang akan diatur quotanya.
Jika peintah edquota tidak diikuti flag, maka secara default perintah edquota
tersebut dianggap akan mengatur quota seorang user alias menggunakan
flag –u. Karena itu, jika perintah edquota ini akan digunakan untuk mengatur
quota sebuah group, maka setelah perintah ini harus diikuti flag –g baru
kemudian diikuti nama group yang akan diatur quotanya. Selain itu perintha
edquota ini juga dapat digunakan untuk mengatur quota dua atau lebih user
atau group sekaligus. Sintaksnya :
# edquota <user1> <user2> <user3> …dst
dan untuk mengatur dua atau lebih group digunakan :
# edquota -g <group1> <group2> <group3> …dst
Ketika perintah edquota diminta, secara otomatis sistem akan menggunakan
fasilitas teks editor vi untuk menyunting batas-batas quota yang dikehendaki.
Penggunaan perintah edquota dapat dilihat pada contoh berikut :
Untuk edit quota user
# edquota –u bagus
Quotas for user bagus:
/dev/hda2: blocks in use: 2594, limits (soft = 5000, hard = 6500)
inodes in use: 356, limits (soft = 1000, hard = 1500)
"blocks in use" adalah jumlah total blok (dalam kilobyte) yang telah dipakai
oleh user. "inodes in use" adalah jumlah total file yang dimiliki user dalam
partisi tersebut.
Untuk edit quota group
# edquota –g asisten
Quotas for group asisten:
/dev/hda4: blocks in use: 5799, limits (soft = 8000, hard = 10000)
inodes in use: 1454, limits (soft = 3000, hard = 4000)
Seringkali seorang administrator ingin supaya ia dapat mengatur batas quota
pada suatu rentang uid atau user ID, sehingga dia tidak perlu memberikan
batas quota masing-masing user satu demi satu yang tentu saja akan
memakan waktu dan tenaga. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
flag –p pada perintah edquota. Hal pertama yang harus dilakukan dalam
penduplikasian batas quota untuk sejumlah user ini adalah menentukan batas
quota yanag akan dijadikan contoh atau prototype pada seorang user saja.
Setelah itu proses duplikasi dapat dilakukan. Jika diasumsikan shell anda
adalah csh dan user ID dimulai pada nomor 500 maka digunakan perintah :
# edquota -p bob `awk -F: '$3 > 499 {print $1}' /etc/passwd`
Jika anda ingin mengeset sendiri grace periode, dapat dilakukan perintah
edquota –t. Maka akan ditampilkan :
# edquota -t
Time units may be: days, hours, minutes, or seconds
Grace period before enforcing soft limits for users:
/dev/hda2: block grace period: 0 days, file grace period: 0 days
Jika anda ingin mengeset grace periode menjadi 5 hari maka anda cukup
mengubah angka 0 days menjadi 5 days, disesuaikan dengan block dan
filenya.
Keterangan selengkapnya baca di manual :
# man edquota
Setelah disk quota aktif pada system, tentu saja administrator ingin
memeriksa batas quota dan kapasitas disk quota yang telah digunakan.
Untuk melakukan hal itu, selain dapat menggunakan perintah quota, juga
dapat digunakan perintah repquota. Perintah quota hanya dapat digunakan
oleh seorang user untuk memeriksa quota user dan group, dan pemakaian
kapasitas disk yang dimilikinya. Perintah ini tidak bisa digunkan untuk
melihat informasi quota yang dimiliki user lain atau group lain, jika hanya
menggunakan account user biasa. Hanya superuser atau yang memiliki
account root yang dapat melihat informasi quota y ang dimiliki user lain
beserta pemakaiannya. Perintah repquota dapat digunakan untuk
mendapatkan ringkasan dari semua informasi quota dan pemakaian disk
untuk file system yang telah diaktifkan quotanya. Berbeda dengan perintah
edquota, pada perintah repquota ini jika anda tidak menambahkan flag
apapun, secara otomatis yang akan ditampilkan adalah quota untuk masingmasing
user dan quota untuk masing-masing group (jika keduanya ada). Jadi
misalkan ingin melihat alokasi quota tiap user di file system /home digunakan
perintah :
# repquota –u /home
misalnya tipe user di file sistem /home ini telah diatur, akan muncul tampilan
:
Block limits File limits
User used soft hard grace used soft hard grace
root -- 175419 0 0 14679 0 0
bin -- 18000 0 0 735 0 0
uucp -- 729 0 0 23 0 0
man -- 57 0 0 10 0 0
bagus -- 13046 15360 19200 806 1500 2250
andri -- 2838 5120 6400 377 1000 1500
Penggunaan perintah quota –v oleh seorang user dapat dilakukan untuk
melihat batas quota yang dimilkinya di file system tertentu. Sebagai contoh di
bawah ini user adjie akan melihat batas quota yang dimilikinya :
# quota –v
Disk quotas for user adjie (uid 501) :
Filesystem blocks quota limit grace files quota limit grace
/home 525* 500 550 5days 17 0 0
/usr 0 500 550 0 0 0
Pada file system /home dari contoh di atas dapat dilihat bahwa user tersebut
telah lewat 25 blok dari batas quota yang diizinkan dan mempunyai sisa
perpanjangan waktu 5 hari lagi. Tanda asterisk (*) menunjukkan bahwa user
tersebut saat ini telah melewati batas quota yang dimilikinya. File system
yang tidak digunakan sama sekali oleh user biasanya tidak akan ditampilkan
dalam keluaran peintah quota, meskipun user tersebut mempunyai jatah
quota pada file system tersebut. Jadi pada contoh di atas (user adjie selain
punya quota di /home juga ada di /usr). Jika perintah quota digunakan tanpa
flag apapun, maka quota user adjie di /usr tidak akan ditampilkan karena dia
sama sekali belum menggunakan jatah quotanya di file system tersebut. Tapi
karena perintah edquota menggunakan flag–v maka semua informasi tentang
quota yang dimilikinya akan ditampilkan.


No comments:

Post a Comment

Komentar Diperlukan Untuk Bila Kurang Paham Atau Ingin Bertanya Seputar Artikel Yang Dibaca...