Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari
sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyalcahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber
cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atauLED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120
mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik
tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari
udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi
serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran
komunikasi.
Perkembangan teknologi serat
optik saat ini, telah dapat menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari 20
decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar sehingga kemampuan
dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan dengan
penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian serat optik sangat cocok
digunakan terutama dalam aplikasi sistemtelekomunikasi. Pada
prinsipnya serat optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat
didalamnya.
Efisiensi dari serat optik
ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas/kaca. Semakin murni bahan
gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.
Sejarah
Penggunaan cahaya sebagai pembawa
informasi sebenarnya sudah banyak digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar
tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya
melalui bahan yang bernama serat optik. Percobaan ini juga masih tergolong
cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan,
namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut lagi.
Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada
tahun 1958 mengusulkan prototipe serat optik yang sampai sekarang dipakai yaitu
yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya. Sekitar awal
tahun 1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para ilmuwan Jepang berhasil
membuat jenis serat optik yang mampu mentransmisikan gambar.
Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba
untuk memandu cahaya melewati gelas (serat optik) namun juga mencoba untuk
”menjinakkan” cahaya. Kerja keras itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser
ditemukan. Laser beroperasi pada daerah frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15
Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.
Pada awalnya peralatan penghasil sinar
laser masih serba besar dan merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat
berfungsi pada suhu sangat rendah. Laser juga belum terpancar lurus. Pada
kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti
kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa
tiba di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan
meter.
Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optik
yang kemurniannya sangat tinggi, kurang dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam
bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening dan tidak menghantar listrik
ini sedemikian murninya, sehingga konon, seandainya air laut itu semurni serat
optik, dengan pencahayaan cukup mata normal akan dapat menonton lalu-lalangnya
penghuni dasar Samudera Pasifik.
Seperti halnya laser, serat optik pun
harus melalui tahap-tahap pengembangan awal. Sebagaimana medium transmisi
cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau berselang dua tahun
setelah serat optik pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya,
tingkat atenuasi (kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam
teknologi material, serat optik mengalami pemurnian, dehidran dan lain-lain.
Secara perlahan tapi pasti atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.
Kronologi Perkembangan Serat Optik
§ 1917 Albert Einstein memperkenalkan
teori pancaran terstimulasi dimana
jika ada atom dalam tingkatan energi tinggi
§ 1954 Charles Townes,
James Gordon, dan Herbert Zeiger dari Universitas Columbia USA, mengembangkan maser yaitu penguatgelombang mikro dengan
pancaran terstimulasi, dimana molekul dari gasamonia memperkuat
dan menghasilkan gelombang elektromagnetik. Pekerjaan ini
menghabiskan waktu tiga tahun sejak ide Townes pada tahun 1951 untuk mengambil
manfaat dari osilasifrekuensi
tinggi molekular untuk membangkitkan gelombang dengan panjang gelombang pendek
pada gelombang radio.
§ 1958 Charles Townes
dan ahli fisika Arthur
Schawlow mempublikasikan penelitiannya yang menunjukan bahwa maser dapat dibuat
untuk dioperasikan pada daerah infra merah dan spektrum tampak, dan menjelaskan
tentang konsep laser.
§ 1960 Laboratorium
Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan Donald
Herriott menemukan sebuah pengoperasian secara berkesinambungan dari laser helium-neon.
§ 1960 Theodore Maiman,
seorang fisikawan dan insinyur elektro dari Hughes Research Laboratories,
menemukan sumber laser dengan menggunakan sebuah kristal batu rubi sintesis
sebagai medium.
§ 1961 Peneliti
industri Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar laser yang
diarahkan melalui serat gelas yang tipis(serat optik). Inti serat gelas
tersebut cukup kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja
tetapi banyak ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk komunikasi
karena rugi rugi cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang sangat jauh.
§ 1961 Penggunaan laser
yang dihasilkan dari batu Rubi untuk keperluan medis di Charles Campbell of the
Institute of Ophthalmology at Columbia-Presbyterian Medical Center dan Charles
Koester of the American Optical Corporation menggunakan prototipe ruby laser
photocoagulator untuk menghancurkan tumor pada retina pasien.
§ 1962 Tiga group riset
terkenal yaitu General Electric, IBM, dan MIT’s Lincoln Laboratory
secara simultan mengembangkan gallium arsenide laser yang mengkonversikan
energi listrk secara langsung ke dalam cahaya infra merah dan perkembangan
selanjutnya digunakan untuk pengembangan CD dan DVD player serta
penggunaan pencetak laser.
§ 1963 Ahli fisika
Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures, kombinasi
dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk mengurangi kebutuhan
energi untuk laser dan membantu untuk dapat bekerja lebih efisien.
Heterostructures ini nantinya akan digunakan pada telepon seluler dan
peralatan elektronik lainnya.
§ 1966 Charles Kao dan George Hockham yang
melakukan penelitian di Standard Telecommunications Laboratories Inggris
mempublikasikan penelitiannya tentang kemampuan serat optik dalam
mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-ruginya dengan menggunakan
serat kaca yang sangat murni. Dari penemuan ini, kemudian para peneliti lebih
fokus pada bagaimana cara memurnikan bahan serat kaca tersebut.
§ 1970 Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald
Keck, Peter Schultz, dan Robert Maurer melaporkan penemuan serat optik yang
memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas yang paling
murni yang dibuat terdiri atas gabungan silika dalam tahap uap dan mampu
mengurangi rugi-rugi cahaya kurang dari 20 decibels per kilometer,
yang selanjutnya pada 1972, tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi cahaya
hanya 4 decibels per kilometer. Dan juga pada tahun 1970, Morton Panish dan
Izuo Hayashi dari Bell Laboratories dengan tim Ioffe Physical Institute dari
Leningrad, mendemontrasikan laser semikonduktor yang dapat dioperasikan padatemperatur ruang. Kedua
penemuan tersebut merupakan terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber
optik.
§ 1973 John MacChesney
dan Paul O. Connor pada Bell Laboratories mengembangkan proses pengendapan uap kimia ke bentukultratransparent
glass yang kemudian menghasilkan serat optik yang mempunyai rugi-rugi sangat
kecil dan diproduksi secara masal.
§ 1975 Insinyur pada Laser Diode Labs
mengembangkan Laser
Semikonduktor, laser komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu
kamar.
§ 1977 Perusahaan telepon memulai
penggunaan serat optik yang membawa lalu lintas telepon. GTE membuka
jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang menggunakan transmisi LED. Bell Labs mendirikan sambungan yang sama
pada sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang
menghubungkan 2 switching
station.
§ 1980 Industri
serat optik benar-benar sudah berkibar, sambungan serat optik telah ada di kota
kota besar di Amerika, AT&T mengumumkan
akan menginstal jaringan serat optik yang menghubungkan kota kota antara Boston
dan Washington D.C., kemudian dua tahun kemudian MCI mengumumkan
untuk melakukan hal yang sama. Raksasa-raksasa elektronik macam ITT atau STL
mulai memainkan peranan dalam mendalami riset-riset serat optik.
§ 1987 David
Payne dari Universitas Southampton memperkenalkan optical amplifiers yang dikotori (dopped) oleh elemen
erbium, yang mampu menaikan sinyal cahaya tanpa harus mengkonversikan terlebih
dahulu ke dalam energi listrik.
§ 1988 Kabel Translantic yang pertama menggunakan serat kaca
yang sangat transparan, dan hanya memerlukan repeater untuk setiap 40 mil.
§ 1991 Emmanuel
Desurvire dari Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears dari
Universitas Southampton mendemontrasikan optical
amplifiers yang terintegrasi
dengan kabel serat optik tersebut. Dengan keuntungannya adalah dapat membawa
informasi 100 kali lebih cepat dari pada kabel dengan penguat elektronik (electronic
amplifier).
§ 1996 TPC-5
merupakan jenis kabel serat optik yang pertama menggunakan penguat optik. Kabel
ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke Guam, Hawaii, dan Miyazaki, Jepang, dan kembali ke Oregon coast dan mampu
untuk menangani 320,000 panggilan telepon.
§ 1997 Serat
optik menghubungkan seluruh dunia, Link Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan kabel terpanjang di
seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru.
Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO)
Berdasarkan penggunaannya maka
SKSO dibagi atas beberapa generasi yaitu :
Generasi pertama (mulai 1975)
Sistem masih sederhana dan
menjadi dasar bagi sistem generasi berikutnya, terdiri dari : alat
encoding : mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik
transmitter : mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang, berupa LED
dengan panjang gelombang 0,87 mm. serat silika : sebagai penghantar sinyal
gelombang repeater : sebagai penguat gelombang yang melemah di perjalanan
receiver : mengubah sinyal gelombang menjadi sinyal listrik, berupa
fotodetektor alat decoding : mengubah sinyal listrik menjadi output (misal
suara) Repeater bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal
gelombang yang sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan
diubah kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978
dapat mencapai kapasitas transmisi sebesar 10 Gb.km/s.
Generasi kedua (mulai 1981)
Untuk mengurangi efek dispersi,
ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode tunggal. Indeks bias kulit
dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya transmitter
juga diganti dengan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm.
Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100
Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.
Generasi ketiga (mulai 1982)
Terjadi penyempurnaan pembuatan
serat silika dan pembuatan chip diode laser berpanjang gelombang 1,55 mm.
Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya dapat dibuat untuk
panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm. Penyempurnaan ini meningkatkan
kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.
Generasi keempat (mulai 1984)
Dimulainya riset dan pengembangan
sistem koheren, modulasinya yang dipakai bukan modulasi intensitas melainkan
modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah intensitasnya masih dapat
dideteksi. Maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas transmisinya, ikut
membesar. Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas sistem
deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat perkembangannya karena
teknologi piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi masih jauh tertinggal.
Tetapi tidak dapat disangkal bahwa sistem koheren ini punya potensi untuk maju
pesat pada masa-masa yang akan datang.
Generasi kelima (mulai 1989)
Pada generasi ini dikembangkan
suatu penguat optik yang menggantikan fungsi repeater pada generasi-generasi
sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri dari sebuah diode laser InGaAsP
(panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optik dengan doping erbium (Er)
di terasnya. Pada saat serat ini disinari diode lasernya, atom-atom erbium di
dalamnya akan tereksitasi dan membuat inversi populasi*, sehingga bila ada
sinyal lemah masuk penguat dan lewat di dalam serat, atom-atom itu akan
serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi terangsang (stimulated
emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan diperkuat kembali
oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan penguat optik ini
terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap perjalanan sinyal
gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik dulu dan seterusnya
seperti yang terjadi pada repeater. Dengan adanya penguat optik ini kapasitas
transmisi melonjak hebat sekali. Pada awal pengembangannya hanya dicapai 400
Gb.km/s, tetapi setahun kemudian kapasitas transmisi sudah menembus harga 50
ribu Gb.km/s.
Generasi keenam
Pada tahun 1988 Linn F.
Mollenauer memelopori sistem komunikasi soliton. Soliton adalah pulsa gelombang
yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang. Komponen-komponennya
memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi
dalam intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi
beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa
soliton merupakan informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus
(wavelength division multiplexing). Eksperimen menunjukkan bahwa soliton
minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-masing membawa informasi dengan
laju 5 Gb/s. Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua kali lipat lebih banyak
jika dibunakan multiplexing polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua
polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu
Gb.km/s.
Cara kerja sistem soliton ini
adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya sama akan
merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika intensitasnya
melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek
dispersi, sehingga soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver.
Hal ini sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat
kecil bahkan dapat diabaikan. Tampak bahwa penggabungan ciri beberapa generasi
teknologi serat optik akan mampu menghasilkan suatu sistem komunikasi yang
mendekati ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi yang sebesar-besarnya
dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya yang jelas, dunia komunikasi
abad 21 mendatang tidak dapat dihindari lagi akan dirajai oleh teknologi serat
optik.
Kelebihan Serat Optik
Dalam penggunaan serat optik ini,
terdapat beberapa keuntungan antara lain[3] :
1.
Lebar jalur besar dan kemampuan dalam membawa banyak data, dapat memuat kapasitas informasi yang
sangat besar dengan kecepatan transmisi mencapai gigabit-per detik dan
menghantarkan informasi jarak jauh tanpa pengulangan
2.
Biaya pemasangan dan pengoperasian yang rendah serta tingkat
keamanan yang lebih tinggi
3.
Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang
4.
Imun, kekebalan terhadap gangguan elektromagnetik dan gangguan gelombang radio
5.
Non-Penghantar, tidak ada tenaga listrik dan percikan api
6.
Tidak berkarat
Kabel Serat Optik
Secara garis besar kabel serat
optik terdiri dari 2 bagian utama, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari inti (core).
Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang
mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.
Dalam aplikasinya serat optik
biasanya diselubungi oleh lapisan resin yang
disebut dengan jacket, biasanya berbahan plastik. Lapisan ini dapat menambah kekuatan
untuk kabel serat optik, walaupun tidak memberikan peningkatan terhadap sifat
gelombang pandu optik pada kabel tersebut. Namun lapisan resin ini dapat
menyerap cahaya dan mencegah kemungkinan terjadinya kebocoran cahaya yang
keluar dari selubung inti. Serta hal ini dapat juga mengurangi cakap silang (cross talk) yang
mungkin terjadi.
Pembagian serat optik dapat dilihat dari 2
macam perbedaan :
1. Berdasarkan mode yang dirambatkan:
§ Single mode : serat optik
dengan inti (core) yang sangat kecil (biasanya sekitar 8,3 mikron),
diameter intinya sangat sempit mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang
masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding selongsong (cladding).
Bahagian inti serat optik single-mode terbuat dari bahan kaca silika (SiO2)
dengan sejumlah kecil kaca Germania (GeO2)
untuk meningkatkan indeks biasnya. Untuk mendapatkan performa yang baik pada
kabel ini, biasanya untuk ukuran selongsongnya adalah sekitar 15 kali dari
ukuran inti (sekitar 125 mikron). Kabel untuk jenis ini paling mahal, tetapi
memiliki pelemahan (kurang dari 0.35dB per kilometer), sehingga memungkinkan
kecepatan yang sangat tinggi dari jarak yang sangat jauh. Standar terbaru untuk
kabel ini adalah ITU-T G.652D, dan G.657[6].
§ Multi mode : serat
optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan
terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya
bandwidth dari serat optik jenis ini.
2. Berdasarkan indeks bias core:
§ Graded indeks : indeks bias core
semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat
core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks
memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang
terjadi dapat diminimalkan.
Pelemahan
Pelemahan (Attenuation) cahaya sangat
penting diketahui terutama dalam merancang sistem telekomunikasi serat optik
itu sendiri. Pelemahan cahaya dalam serat optik adalah adanya penurunan
rata-rata daya optik pada kabel serat optik, biasanya diekspresikan dalam decibel (dB)
tanpa tanda negatif. Berikut ini beberapa hal yang menyumbang kepada pelemahan
cahaya pada serat optik[7]:
1. Penyerapan (Absorption)
Kehilangan cahaya yang disebabkan adanya kotoran dalam serat optik.
Kehilangan cahaya yang disebabkan adanya kotoran dalam serat optik.
2. Penyebaran (Scattering)
3. Kehilangan radiasi
(radiative losses)
Reliabilitas dari serat optik dapat
ditentukan dengan satuan BER (Bit error rate).
Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain
mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat
mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan
persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah
kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat
diperkirakan besarnya.
Kode warna pada kabel serat optik
Selubung luar
Dalam standarisasinya kode warna dari
selubung luar (jacket) kabel serat optik jenis Patch Cord adalah
sebagai berikut:
Warna selubung
luar/jacket
|
Artinya
|
Kuning
|
serat optik
single-mode
|
Oren
|
serat optik multi-mode
|
Aqua
|
Optimal laser 10 giga
50/125 mikrometer serat optik multi-mode
|
Abu-Abu
|
Kode warna serat optik
multi-mode, yang tidak digunakan lagi
|
Biru
|
Kadang masih digunakan
dalam model perancangan
|
Konektor
Pada kabel serat optik, sambungan ujung
terminal atau disebut juga konektor, biasanya memiliki tipe standar seperti
berikut:
1. FC (Fiber Connector):
digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam
menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini
menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika
dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.
2. SC (Subsciber
Connector): digunakan untuk kabel single mode, dengan sistem dicabut-pasang.
Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual serta
akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain.
3. ST (Straight Tip):
bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan konektor BNC. Sangat
umum digunakan baik untuk kabel multi mode maupun single mode. Sangat mudah
digunakan baik dipasang maupun dicabut.
4. Biconic: Salah satu
konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi fiber optik. Saat ini sangat
jarang digunakan.
5. D4: konektor ini hampir
mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada
bagian ferrule-nya.
6. SMA: konektor ini
merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama-sama menggunakan penutup dan
pelindung. Namun seiring dengan berkembangnya ST konektor, maka konektor ini
sudah tidak berkembang lagi penggunaannya.
7. E200
Selanjutnya jenis-jenis konektor tipe
kecil:
1. LC
2. SMU
3. SC-DC
Selain itu pada konektor tersebut biasanya
menggunakan warna tertentu dengan maksud sebagai berikut:
Warna Konektor
|
Arti
|
Keterangan
|
|
Biru
|
Physical Contact (PC),
0°
|
yang paling umum
digunkan untuk serat optik single-mode.
|
|
Hijau
|
Angle Polished (APC),
8°
|
sudah tidak digunakan
lagi untuk serat optik multi-mode
|
|
Hitam
|
Physical Contact (PC),
0°
|
||
Abu-abu,
|
Krem
|
Physical Contact (PC),
0°
|
serat optik multi-mode
|
Putih
|
Physical Contact (PC),
0°
|
||
Merah
|
Penggunaan khusus
|
||
1. ^ Agrawal, G.P.,
2002, Fiber-optic communication systems, Ed. 3, New-York: John
Wiley & Sons, Inc.
3. ^ a b Keiser,
Gerard, (2000), Optical Fiber Communication, 3rd ed., McGraw-Hill,
Singapore, ISBN 0-07-116468-5.
4. ^ Marcatili, E.A.J., Objectives
of early fibers: Evolution of fiber types, in S.E. Miller and A.G.
Chynoweth, eds., Optical Fiber Telecommunication, Academic, New
York, 1979.
6. ^ Oliviero, Andrew,
and Woodward, Bill, (2009), Cabling: the complete guide to copper and
fiber-optic networking, Indianapolis:Wiley Publishing, Inc., ISBN
978-0-470-47707-6.
No comments:
Post a Comment
Komentar Diperlukan Untuk Bila Kurang Paham Atau Ingin Bertanya Seputar Artikel Yang Dibaca...